Bagi penyuka novel klasik, nama Pearl S. Buck adalah nama yang tak mungkin dikesampingkan. Selain karena tulisannya yang memang sangat bagus, Nyonya satu ini juga seorang peraih Nobel dibidang tulisan :)
Saya tidak banyak membaca buku karya Pearl S. Buck. Tapi satu bukunya yang pernah saya baca, (dan sekarang sedang dibaca ulang versi e-book yang kacau balau, sembari menunggu pesanan bukunya sampai) adalah Tahun Baru.
Jauh sebelum booming K-Pop, buku ini sudah membahas mengenai satu sisi Korea. Saya membacanya ketika saya SMA, sekitar tahun 1996. Dan masih terkenang sampai sekarang.
Cerita dimulai ketika sang istri secara tidak sengaja menemukan sepucuk surat, dari seorang anak di Korea, yang ditujukan untuk suaminya. Untuk Ayah Amerikaku. Begitu surat itu berawal.
Saat itu ditengah kampanye sang suami untuk menjadi presiden Amerika, dan tentu saja surat itu menjadi pukulan berat bagi keduanya. Terlebih pernikahan mereka tidak dikaruniai anak.
Marah dan kecewa, sang istri berangkat menuju korea selatan. Kondisi pada saat itu bukan seperti periode modern sekarang, tentu saja timpang sekali perbandingan Amerika dan Korea.
Apa yang ditemukannya justru membuka pemikiran baru bagi si Istri. Ia bertemu istri korea suaminya, yang dengan jujur mengakui bahwa pernikahan merek adalah karena unsur kebutuhan semata. Suaminya, serdadu amerika dalam perang korea itu, butuh penyaluran kebutuhan bilogisnya, dan ia memilih jalan yang baik, bukan ke tempat pelacuran seperti rekannya yang lain. Si perempuan korea, membutuhkan perlindungan. Dan ketika ia hamil, itu hanya menambah jaminan perlindungan baginya dan anak mereka,
Kedua perempuan itu larut dalam putaran nasip yang membuat mereka merasakan cinta dari laki laki-laki yang sama, dan dengan caranya masing-masing, merasakan pengkhinatan. Si istri amerika merasa dikhianati karena diduakan, sedangkan si istri korea, dikhianati ketika menemukan suaminya kembali ke amerika, meninggalkan mereka begitu saja.
Pertemuannya dengan anak korea suaminya juga membawa satu warna tersendiri. anak yang sangat santun, menjaga jarak karena sangat memuliakan 'ibu amerika'nya. Namun anak itu sendiri memendam penderitaan. Dirinya adalah generasi terbuang.
Korea adalah negara yang sangat bangga dengan kemurnian ras mereka. Anak-anak campuran tidak pernah mendapatkan tempat yang layak.
Dengan sangat lembut dan santun Buck menguraikan perseteruan dua perempuan bermartabat tinggi, penderitaan dan sikap yang justru tegar dari seorang anak yang terbuang. Buck menyusun dialog yang indah, dan alur yang sangat lembut.
Dan berakhir dengan sebuah penutup bahagia, di tahun baru.
Memang selalu ada warna unik, dan memiliki romansa tersendiri, ketika membaca kesantunan roman jaman dulu. Entah itu lokal maupun internasional. Kesantunan dan kekuatan bahasanya selalu menjadi kebahagiaan tersendiri.
Saya tidak banyak membaca buku karya Pearl S. Buck. Tapi satu bukunya yang pernah saya baca, (dan sekarang sedang dibaca ulang versi e-book yang kacau balau, sembari menunggu pesanan bukunya sampai) adalah Tahun Baru.
Jauh sebelum booming K-Pop, buku ini sudah membahas mengenai satu sisi Korea. Saya membacanya ketika saya SMA, sekitar tahun 1996. Dan masih terkenang sampai sekarang.
Cerita dimulai ketika sang istri secara tidak sengaja menemukan sepucuk surat, dari seorang anak di Korea, yang ditujukan untuk suaminya. Untuk Ayah Amerikaku. Begitu surat itu berawal.
Saat itu ditengah kampanye sang suami untuk menjadi presiden Amerika, dan tentu saja surat itu menjadi pukulan berat bagi keduanya. Terlebih pernikahan mereka tidak dikaruniai anak.
Marah dan kecewa, sang istri berangkat menuju korea selatan. Kondisi pada saat itu bukan seperti periode modern sekarang, tentu saja timpang sekali perbandingan Amerika dan Korea.
Apa yang ditemukannya justru membuka pemikiran baru bagi si Istri. Ia bertemu istri korea suaminya, yang dengan jujur mengakui bahwa pernikahan merek adalah karena unsur kebutuhan semata. Suaminya, serdadu amerika dalam perang korea itu, butuh penyaluran kebutuhan bilogisnya, dan ia memilih jalan yang baik, bukan ke tempat pelacuran seperti rekannya yang lain. Si perempuan korea, membutuhkan perlindungan. Dan ketika ia hamil, itu hanya menambah jaminan perlindungan baginya dan anak mereka,
Kedua perempuan itu larut dalam putaran nasip yang membuat mereka merasakan cinta dari laki laki-laki yang sama, dan dengan caranya masing-masing, merasakan pengkhinatan. Si istri amerika merasa dikhianati karena diduakan, sedangkan si istri korea, dikhianati ketika menemukan suaminya kembali ke amerika, meninggalkan mereka begitu saja.
![]() |
Pearl Sydenstricker Buck
(26 Juni 1892 – 6 Maret 1973)
|
Korea adalah negara yang sangat bangga dengan kemurnian ras mereka. Anak-anak campuran tidak pernah mendapatkan tempat yang layak.
Dengan sangat lembut dan santun Buck menguraikan perseteruan dua perempuan bermartabat tinggi, penderitaan dan sikap yang justru tegar dari seorang anak yang terbuang. Buck menyusun dialog yang indah, dan alur yang sangat lembut.
Dan berakhir dengan sebuah penutup bahagia, di tahun baru.
Memang selalu ada warna unik, dan memiliki romansa tersendiri, ketika membaca kesantunan roman jaman dulu. Entah itu lokal maupun internasional. Kesantunan dan kekuatan bahasanya selalu menjadi kebahagiaan tersendiri.
Aku selalu suka novel-novel Pearl S. Buck
ReplyDeletekapan-kapan mau ngubek-ngubel buku dia ah