Skip to main content

Nobody's Boy

Terus terang, ini bukan buku baru. Buku ini termasuk kelompok buku awal di rak buku saya paska tsunami 2004. Kehilangan hampir seluruh buku yang saya miliki, dan pekerjaan di NGO's setelah tsunami membuat saya agak sedkit terlalu bersemangat dalam membeli buku. Dan setelahnya malah tidak terbaca.

Diterbitkan pertama kali oleh Gramedia thn 2010, tapi aslinya  berjudul Sans Famille , Tanpa Keluarga, karangan penulis klasik Perancis, Hector Malot, yang terbit tahun 1878. Sekitar seratus tahun (101 tahun tepatnya) sebelum saya lahir.

Buku ini termasuk karya sastra klasik, dan tidak diniatkan sebagai bacaan untuk anak-anak. Meskipun kemudian buku ini malah terkenal sebagai bacaan bagi murid sekolah dasar (bukan di Indonesia T_T ).

Secara garis besar, ceritanya adalah kisah hidup Rémi. Seorang bayi terbuang yang ditemukan dan dipungut anak oleh keluarga Barberin. Ibu Barberin menyayangi dan memperlakukan Rémi seperti anak kandungnya. Untuk waktu yang lumayan lama, Rémi menyangka keluarga Barberin adalah keluarga kandungnya. Hingga akhirmya ia tahu bahwa dirinya hanya anak pungut.

Pak Barberin bukan laki-laki penyayang yang ramah. Kemiskinan dan penderitaan membuatnya menjadi sosok yang kasar. Ia menjual Rémi kepada seorang pemusik jalanan. Sinor Vitalis. Dan Kisah perjalanan Rémi yang penuh dengan berbagai warna dimulai.

Cerita ini menarik dan punya banyak pesan moral. Sosok Signor Vitalis yang tegas dan penidiam, namun sangat menyayangi Rémi. Persahabatan dan kekeluargaan antara Signor Vitalis, Rémi dan binatang-binatang peliharaan Signor Vitalis. Sikap pantang menyerah dan sangat menghargai Rémi kepada Signor Vitalis. Dan banyak lagi petikan pembelajaran dalam buku ini, memang membuat buku ini layak untuk masuk dalam daftar wajib baca.

Diterjemahkan dengan sangat baik, buku ini juga menjadi salah satu referensi yang bagus untuk yang ingin menulis dengan struktur baku dan permainan diksi yang dikombinasikan antara bahasa rumit dan sederhana.

Kisah Rémi ini juga pernah tayang di salah satu TV swasta, sekitar pertengahan  periode 90'an kalau tidak salah. Lumayan bikin heboh karena menggunakan konsep 3D yang saat itu masih terbilang sangat baru di Indonesia, dan nontonnya harus menggunakan kacamata khusus. Kalau tidak, ya agak pusing melihatnya.

Tapi karakter kartunnya berbeda dengan gambaran yang di tampilkan di buku. Terlalu ramah dan ceria. Sedangkan Rémi di buku, lebih pendiam, tertutup. Saya pribadi lebih suka versi buku.

Oh ya, buku ini juga dihiasi ilustrasi klasik. Dan itu, sangat mempengaruhi rasa ketika membaca buku ini.

Comments

Popular posts from this blog

3 Serial Karya Enid Blyton Yang Paling Saya Sukai

Lima sekawan, serial paling populer dari penulis Inggris  Enid Blyton . Serial ini yang pertama kali saya baca dari sekian banyak buku karya Blyton yang kemudian saya baca, bertahun-tahun sejak saya masih anak-anak hingga SMA. Tapi dari semua buku Blyton, yang paling saya sukai bukanlah lima sekawan. Ada tiga seri yang saya sukai: Seri Petualangan, The Adventures Series Seri Empat Petualang, The Adventurous Four Seri Empat Serangkai,  The Secret Series Sedikit berbeda dengan lima sekawan, ketiga serial ini memiliki keunikan dalam petualangan mereka. Tempat yang menjadi latar yang umumnya lebih unik dan menarik, juga jalan cerita yang sedikit lebih rumit. Sebut saja Seri Petualangan , yang terdiri dari delapan buku ini, umumnya mengambil setting diberbagai tempat baik di Inggris, scotlandia, hingga ke perairan mediterania.  Delapan buku dalam seri Petualangan, semua judulnya diawali dengan kata 'petualangan' : Petualangan di Lembah Maut  Petu...

7 Judul Buku Yang Nggak Bisa Dilupakan

Beberapa waktu lalu  Ferhat ,  Ihan , dan  Eqie , mengajak saya untuk terlibat dalam konspirasi manis. Mengagas dan mendirikan komunitas blogger khusus buku. Perdebatan yang tidak sengit namun sangat ngaco terjadi mengenai nama komunitas, sampai akhirnya setelah berdebat selama 5 menit, kami sepakat, namanya adalah Blogger Aceh Suka Buku, BASB. Group FB-nya di  sini . Sebagai ketua komunitas yang kami tunjuk dengan semena-mena, adalah Ferhat. Yang menerimanya dengan suka hati. Sepertinya memang sudah berniat dia untuk jadi ketua, dan saya rasa itu berkaitan dengan menambah daftar pengalaman dalam curiculum vitae/biodata untuk disampaikan pada calon mertua. Nah salah satu usulan yg disampaikan Ketua Ferhat di group BASB adalah postingan tentang 7 Judul Buku Yang Nggak Bisa Dilupakan.

Bu Kek Sian Su

Pertama kali saya membaca buku silat karya  Asmaraman S. Kho Ping Ho  adalah ketika saya baru tamat SD. Saat itu saya terpaksa liburan di rumah. Karena menjalani kewajiban yang mesti dijalani oleh semua anak laki-laki, sunat. Ayah saya yang mewariskan kecintaan pada buku dan membaca, memang penyuka Kho Ping Ho, kebetulan juga saat itu menyewa serial silat cina dari satu penyewaan buku di kota Banda Aceh. Buku yang beliau sewa adalah serial Bu Kek Sian Su. Bu Kek Siansu adalah episode pertama yang mengawali serial silat yang keseluruhannya terdiri atas 17 seri  Bu Kek Sian Su, Suling Emas, Cinta Bernoda Darah, Mutiara Hitam, Istana Pulau Es, Kisah Pendekar Bongkok, Pendekar Super Sakti, Sepasang Pedang Iblis, Kisah Sepasang Rajawali, Jodoh Rajawali, Suling Emas dan Naga Siluman, Kisah Para Pendekar Pulau Es, Suling Naga, Kisah si Bangau Putih, Kisah si Bangau Merah, Si Tangan Sakti, dan P...