Skip to main content

The Noticer: Sometimes, All a Person Needs is a Little Perspective.

Apakah Anda pernah mendengar tentang Harry Houdini? Nah, dia tidak seperti pesulap saat ini yang hanya tertarik pada peringkat dalam tayangan televisi. Dia adalah seniman. Dia bisa membuat gajah hilang di tengah sebuah teater penuh dengan orang, dan apakah Anda tahu bagaimana dia melakukan itu? Pengalihan Persepsi, apa yang dilihat mata dan didengar telinga, akan percayai oleh fikiran.
(Gabriel, diperankan oleh Jhon Travolta, dalam Film Swordfish, 2001)


The Noticer, buku yang menarik tentang kekuatan persepsi. Ditulis dalam kombinasi unik antara fiksi, kenyataan dan pemahaman yang baik tentang sudut pandang manusia.

Andy Andrew, dengan ringan membahas berbagai permasalahan umum dalam keseharian. Kemiskinan. Pernikahan yang gagal. Usia senja. Mimpi yang hilang. Bisnis yang gagal. Kekhawatiran mengenai masa depan. Dengan ringan buku yang sebenarnya membahas masalah berat ini menguraikan bagaimana besarnya pengaruh persepsi dalam kita menjalani keseharian kita. Buku ini lebih mendekati kesan novel daripada buku 'motivasi'.

Cerita mengambil seting di sebuah kota tempat tokoh utama hidup dalam kondisi miskin dan menjadi tunawisma. Sedikit catatan, tokoh utama dalam buku ini dikesankan sebagai Andy Andrew, si penulis. Ada banyak komponen dalam cerita yang berkaitan dengan berbagai training dan hal pribadi dalam kehidupan Andy Andrew, juga dengan buku lainnya karya Andy Andrew, yang menjadi iconnya dalam dunia 'perbukuan', The Traveler's Gift.
Andy dalam kondisi hidup yang begitu apatis, terpuruk, berjumpa dengan Jones. Seorang gelandangan tua. Jones memiliki bakat untuk selalu melihat sisi baik dari berbagai hal. Perspektif adalah salah satu hal menarik dalam menjalani kehidupan. Jones mengajak Andy untuk mencoba melihat sisi baik dari berbagai hal yang dialaminya.

Ketika mereka menikmati makanan murah, sambil duduk pantai, Andy yang pesimis menganggap itu hanya makanan biasa, makanan yang memang dimakannya karena harus bertaha hidup. Tapi Jones dengan santai memberikan sudut pandang lain. Menikmati hidangan dengan pemandangan indah, katanya.

Jones juga memaksa Andy membaca banyak buku. 
“Remember, young man, experience is not the best teacher. Other people's experience is the best teacher. By reading about the lives of great people, you can unlock the secrets to what made them great.” ― Andy AndrewsThe Noticer: Sometimes, All a Person Needs Is a Little Perspective.
Pengalaman bukan guru yang terbaik, Pengalaman orang lain adalah guru yang terbaik. Dengan membaca mengenai kehidupan orang-orang besar, kamu akan bisa membuka rahasia, bagaimana mereka menjadi 'besar'.

Saya tidak sepenuhnya setuju, karena bagi saya, dengan kadar yang yang tak perlu dibanding-bandingkan, pengalaman apapun akan menjadi guru terbaik. Terlepas itu pengalaman sendiri, atau pegalaman orang lain. Apakah itu pengalaman orang sukses, orang yang sukses untuk belum sukses, atau bahkan orang yang sukses untuk memastikan dirinya tidak akan sukses. Tetap saja ada pelajaran disitu.

Tapi ada benarnya memang. Dengan membaca, banyaaaak membaca, berbagai kisah hidup orang lain, berbagai pemikiran dan buku, itu sangat menghemat waktu. Kita tidak perlu harus menjalani kehidupan puluhan tahun yang dialami mereka untuk mendapat pengalamannya, cukup dengan membaca dan menekuni kisah mereka.

Dalam agama Islam, perspektif adalah hal yang sangat membantu dalam menikamti hidup. Konsep ikhlas, dan berserah diri pada Tuhan, adalah konsep yang didukung oleh keyakinan pada Tuhan, dan sudut pandang yang baik dalam menjalani hidup. Bekerja keras, berjuang dan berdoa, melakukan hal baik, dan berusaha memberikan yang terbaik, lalu menyerahkan hasilnya pada apa yang diberikan Tuhan. Perspektifnya adalah, kewajiban saya adalah berusaha dan berjuang, lalu berdoa. Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk saya. Tuhan tidak ingin saya menderita, bila yang saya minta tidak diberikan. Bisa jadi bila itu hal yang baik untuk saya, maka Tuhan sedang menundanya untuk saat yang lebih tepat, saya hanya harus tetap berusaha dan pada saatnya nanti akan tercapai. tapi bila tidak dikabulkan, maka sesungguhnya Tuhan lebih tahu yang terbaik untuk saya, bisa jadi bukan yang saya minta. 

Catatan lainnya, Jones si gelandangan, memiliki penggambaran yang cukup unik dalam buku ini. Ia digambarkan sebagai laki-laki tua, yang selalu membawa koper lusuh. Dengan penampilan yang begitu-begitu saja, tak berubah bertahun-tahun.

Uniknya meski Andy kemudian bertambah dewasa, hingga menjadi seorang laki-laki mapan. Jones seolah tidak bertambah tua. Bahkan bagi beberapa orang Jones terlihat berbeda. Mereka yang hispanik melihat Jones sebagai laki-laki spanyol seperti mereka, begitu juga bagi mereka yang chinese, Jones terlihat seperti seorang laki-laki cina tua. Bahkan ia juga memiliki nama lain yang umumnya sesuai dengan bangsa mereka yang melihatnya.

Tak bisa mengesampingkan teori yang mengatakan, bahwa Andy Andrew, mempersonifikasikan Tuhan atau malaikat dalam sosok Jones ini. Sedikit mengingatkan saya dengan film comedy (yang menurut mereka) religius ala hollywood, Evan Almighty.
Dalam film ini Tuhan ditampilkan dalam wujud manusia kulit hitam, diperankan oleh aktor favorit saya, Morgan Freeman :)

Andy Andrew berbeda keyakinan dengan saya. Dan saya termasuk orang yang tidak setuju agama itu boleh dicampur adukkan dengan agama lain dengan alasan toleransi. Toleransi bagi saya adalah menghargai batasan antar agama, seutuhnya masing-masing berdiri sendiri tanpa boleh tercampur. Itulah wujud toleransi sebenarnya.

Tapi pesan dalam buku ini universal, bila kita mengesampingkan unsur-unsur 'dewa/malaikat/orang suci' pada sosok Jones. Buku ini menarik untuk dibaca.


Bagaimanapun, membaca buku tetap butuh filter. Tetap butuh pemahaman, tetap butuh dipelajari dengan baik, bukan ditelan begitu saja. Begitulah seharusnya menjadi pembaca yang cerdas.

Comments

Popular posts from this blog

3 Serial Karya Enid Blyton Yang Paling Saya Sukai

Lima sekawan, serial paling populer dari penulis Inggris  Enid Blyton . Serial ini yang pertama kali saya baca dari sekian banyak buku karya Blyton yang kemudian saya baca, bertahun-tahun sejak saya masih anak-anak hingga SMA. Tapi dari semua buku Blyton, yang paling saya sukai bukanlah lima sekawan. Ada tiga seri yang saya sukai: Seri Petualangan, The Adventures Series Seri Empat Petualang, The Adventurous Four Seri Empat Serangkai,  The Secret Series Sedikit berbeda dengan lima sekawan, ketiga serial ini memiliki keunikan dalam petualangan mereka. Tempat yang menjadi latar yang umumnya lebih unik dan menarik, juga jalan cerita yang sedikit lebih rumit. Sebut saja Seri Petualangan , yang terdiri dari delapan buku ini, umumnya mengambil setting diberbagai tempat baik di Inggris, scotlandia, hingga ke perairan mediterania.  Delapan buku dalam seri Petualangan, semua judulnya diawali dengan kata 'petualangan' : Petualangan di Lembah Maut  Petualangan di

TIRAI, Penutup Panggung Kehidupan Hercule Poirot

Sejak pertama kali membaca kisah detektif karya 'Diva Novel Detektif' Agatha Christie, saya jatuh cinta dengan karakter Hercule Poirot. Gayanya yang selalu elegan, sok berkelas, dan sangat membanggakan kemampuan analisisnya. Berbeda dengan gaya detektif legendaris Inggris lainnya, Sherlock Holmes. Yang metodenya terkadang tidak masuk akal. Mengenali jenis abu tembakau, mengenali jenis tanah, lumpur yang begitu dilihat langsung dikenali hanya ada di sungai tertentu. Kemampuan deduksi Sherlock pun agak terlalu berlebihan. Sebaliknya, terlepas dari kesombongan dan penilaian yang terlalu tinggi terhadap kemampuannya, Hercule Poirot, lebih manusiawi. Tirai, edisi aslinya Curtain, dirilis tahun 1975. Adalah penutup dari kisah Hercule Poirot. Ada yang unik pada Tirai. Sepertinya Agatha Christie memiliki impian untuk memulai dan mengakhiri kisah Poirot, di Styles. Dimulai di desa Styles, kasus Pembunuhan di Styles merupakan novel perdana Agatha yang memperkenalkan tokoh Herc

Bu Kek Sian Su

Pertama kali saya membaca buku silat karya  Asmaraman S. Kho Ping Ho  adalah ketika saya baru tamat SD. Saat itu saya terpaksa liburan di rumah. Karena menjalani kewajiban yang mesti dijalani oleh semua anak laki-laki, sunat. Ayah saya yang mewariskan kecintaan pada buku dan membaca, memang penyuka Kho Ping Ho, kebetulan juga saat itu menyewa serial silat cina dari satu penyewaan buku di kota Banda Aceh. Buku yang beliau sewa adalah serial Bu Kek Sian Su. Bu Kek Siansu adalah episode pertama yang mengawali serial silat yang keseluruhannya terdiri atas 17 seri  Bu Kek Sian Su, Suling Emas, Cinta Bernoda Darah, Mutiara Hitam, Istana Pulau Es, Kisah Pendekar Bongkok, Pendekar Super Sakti, Sepasang Pedang Iblis, Kisah Sepasang Rajawali, Jodoh Rajawali, Suling Emas dan Naga Siluman, Kisah Para Pendekar Pulau Es, Suling Naga, Kisah si Bangau Putih, Kisah si Bangau Merah, Si Tangan Sakti, dan Pusaka Pulau Es.